Miris, Nasib Keluarga Wahid yang Tak Lagi Menerima Bantuan Pemerintah di Desa Palambarae

oleh -

BULUKUMBA, BERITA SELATAN.Com – Sore yang cerah di Bulan suci Ramadhan seluruh umat Islam berbahagia dengan datangnya bulan ampunan ini.

Namun saat ini masih ada satu keluarga yang tinggal di Desa Palambarae, Kecamatan Gantarang, Bulukumba yang kehidupannya jauh dari kata layak. Sehingga Relawan Sosial Mandiri sebagai lembaga sosial tak tinggal diam menyalurkan bantuan kepada mereka.

Keluarga miskin itu adalah pasangan suami istri Abd Wahid (55) dan Hajra yang memiliki 6 orang anak dan 1 orang cucu, yang selama ini hidup dari upah manjat kelapa dan buruh bangunan harian lepas.

Diketahui pasutri Wahid dan Hajra mengalami gangguan kejiwaan dan beberapa anaknya juga demikian.

Keluarga miskin ini tinggal di rumah yang nampak seperti gubuk, Kumuh dan tak terurus.

BACA JUGA:   Kapolres Bulukumba Hadiri Upacara Peringatan HUT TNI ke 78 Tahun 2023

Di dalam rumahnya tidak ada alat rumah tangga yang memadai, seperti kompor gas di dapur, kasur empuk, kursi di ruang tamu dan tak ada satu pun alat elektronik di dalam rumah itu.

Advertisement

Bahkan, Penerangannya hanya menggunakan bohlam dengan cahaya remang-remang.

Untuk alas tidur, mereka hanya menggunakan kardus bekas yang digelar seperti tikar. Bantal yang digunakan pun nampak seperti sudah terendam lumpur, Hitam berdaki

Kondisi rumah, dinding rumah yang terbuat dari atap seng mulai hancur, lantai mulai berlubang, dan sebagian atap mulai bocor

Meski Pasutri ini yang diketahui mengalami gangguan jiwa, sang suami masih tetap melaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga.

Ia tetap bekerja sebagai buruh panjat pohon kelapa dan sekali kali menjadi buruh harian bangunan, itu pun jika ada yang membutuhkan jasanya. Jika tidak, maka tak ada pemasukan yang akan diberikan kepada sang istri untuk kebutuhan dapur.

BACA JUGA:   Perbaiki Bendungan Pakai Anggaran dari “Langit” Kades Balong : Terima Kasih Pak Bupati
Advertisement

Untuk makan setiap hari mereka selalu menerima belas kasih dari para tetangga. Tapi jika tak ada bantuan, maka mereka tetap ikhlas menerima kenyataan, makan dengan nasi yang dibaluri garam. Walaupun begitu, ke enam anaknya nampak begitu aktif dan sehat.

Seperti tak ada beban. Malah, salah satu anak laki-lakinya nampak sangat bahagia, dia selalu memeluk guling kesukaannya yang sudah nampak sangat dekil.

Sembari membanggakan tempat tidurnya yang terbuat dari kardus bekas pakai. Gangguan kejiwaan orang tuanya menurun ke salah seorang anak laki-lakinya.

BACA JUGA:   Bupati Bulukumba dan Gubernur Sulsel Letakkan Batu Pertama Dimulainya Pembangunan Kolam Labuh Bentenge

Menurut warga sekitar, terkadang jika penyakitnya kejiwaannya kumat si anak bisa tiba-tiba memegang parang lalu mengancam akan membunuh ayah atau ibunya jika tak diberi uang.

Ironisnya, untuk tahun ini, keluarga miskin ini tidak lagi menerimah bantuan dari pemerintah, bantuan PKH nya yang sebelumnya diterima, sepertinya tercabut di gantikan orang lain karena tak lagi menerima tahun ini.

Padahal, seharusnya warga seperti itulah yang membutuhkan bantuan, masuk dalam kriteria keluarga penerimaan manfaaat (KPM)

Jika demikian, Bantuan yang begitu banyak selama ini di kelontorkan pemerintah untuk warga miskin, itu tidak tepat sasaran.

Kebijakan pemerintah ini perlu di pertanyakan? terutama pemerintah Desa, yang seharusnya memberikan perlindungan dan bantuan kepada masyarakat nya yang membutuhkan. (**)