BULUKUMBA, BERITA SELATAN, Com -Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bulukumba melaksanakan dialog akhir tahun dengan tokoh lintas agama dan unsur pemerintahan, Dialog tersebut dilaksanakan di Aula Hotel Agri Bulukumba, 29 hingga 30 Desember 2018.
Dialog yang mengangkat tema kerukunan umat beragama ormas, tokoh lintas agama dan unsur pemerintahan itu dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Kabag TU Kanwil kementrian agama provinsi Selawesi Selatan Drs.H.Abd. Wahid, SH.MH dalam hal ini selaku perwakilan kepala KANWIL Kementrian Agama Provinsi sulaweis selatan.
Adapun yang menjadi peserta dalam dialog Kerukunan beragama adalah perwakilan dari KUA se Kabupaten Bulukumba dan perwakilan para Ormas dan tokoh Masyarakat Serta ketua ummat Katolik Bulukumba Christian Jo dan ketua kristen protestan Bulukumba Siappa
Ketua FKUB Kabupaten Bulukumba Drs. H. Djamiruddin M.Pd.I mengungkapkan Indonesia terdiri dari berbagai macam Budaya dan Agama,
perbedaan ditegah masyarakat jika kita tidak rawat dengan baik maka akan menjadi sebuah masalah sehingga sangat diperlukan keterlibatan seluruh instansi dan masyarakat untuk menciptakan Bulukumba yang baik dan sejahtera dalam merawat keberagaman.
Lanjut dia, tujuan pelaksanaan dialoq yakni terbangunnya komunikasi yang berkesinambungan dan menanamkan tangung jawab bersama dalam menjaga keamanan dan hubungan harmonis sesama masyarakat. Dan semoga para peserta benar benar memahami kerukunan dalam beragama.
Sementara, Kepala Kemenag Bulukumba, H Ali Yafid, dalam sambutannya mengatakan, perbedaan bukan alasan untuk kita berkonflik, kita hidup dalam berdampingan yang damai, FKUB adalah forum untuk kita berdialoq antara Agama untuk mencari solusi dari tiap-tiap permasalahan yang ada dan selalu bekerjasama dalam menjaga kerukunan dalam beragama besar.
“harapan kami bahwa semua ummat bisah selalu berkunjung ke kantor Kemenag untuk saling memberi masukan dan solusi demi menjaga kerukunan agama. semoga toleransi dalam beragama tetap dapat kita wujudkan,” bebernya.
Dengan dialog ini semoga FKUB Bulukumba mampu mendeteksi dan mencegah tiap tiap kelompok yang kemungkinan akan memecah persatuan dan kedamaian.
“jangan sampai terjadi benturaan perasaan dan saling tidak menyapa karena perbedaan kita, jadi FKUB teruslah mengayomi dan saling menjaga antara agama dalam kebaikan, perbedaan agama, perbedaan budaya justru menjadi warna yang indah di Indonesia khususnya di Kabupaten Bulukumba,” tutupnya. (Nin)