BULUKUMBA, BERITA SELATAN.COM – Keprihatinan akan masalah sampah di pantai Bira menggerakkan anak-anak yang bermukim di kawasan wisata turut serta membersihkan pantai. Tidak ketinggalan turis asing yang berkunjung ikut berkontribusi pada kegiatan yang dilaksanakan sanggar Rumah Belajar Bersama (RBB).
Wisata Bahari Bulukumba memang penuh pesona, khususnya Pantai Tanjung Bira. Setiap hari, selalu ada pelancong, mulai dari wisatawan lokal hingga wisatawan mancanegara yang berwisata di Sulsel sebagian besarnya menjadikan Bulukumba sebagai tujuan utama berlibur. Sayangnya, keindahan tersebut nampak berkurang karena masalah sampah yang sepertinya tak ada habisnya.
Pada waktu tertentu terkadang berbagai jenis sampah berserakan di sepanjang ratusan meter pantai. Berbagai jenis sampah, mulai dari plastik, styrofoam, kaca, hingga kayu seakan berjemur, menemani pengunjung bermain di pasir putih.
Menurut warga setempat, sampah tersebut sebagian kiriman yang terbawa ombak, dan berlabuh di Bira. Sebagiannya lagi, sampah ulah pengunjung yang tidak sadar lingkungan. Plastik dari kemasan makan, atau minuman dibuang begitu saja di atas pasir.
Melihat kondisi tersebur menjelang pelaksanaan Festival Pinisi IX yang banyak mengambil tempat di Bira, Rumah Belajar Bersama (RBB) menggelar aksi bersih pantai. Aksi itu melibatkan anak-anak yang ikut belajar pada kelas Bahasa Inggris di Baruga, Bira yang dicetus Dinas Pariwisata Bulukumba menggandeng RBB. Sejumlah pihak ikut mendukung aksi tersebut terlibat, seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK).
“Alhamdulillah, begitu disampaikan anak-anak antusias menyambut aksi ini. Mereka sadar sebagai anak-anak pesisir yang tinggal tidak jauh dari kawasan wisata harus terlibat langsung menjaga kelestarian laut,” ujar pendiri RBB, Zulkarnain Fatwa, saat melakukan aksi bersihkan sampah di pantai Bira, Selasa 4 September 2018.
Menurut pria yang akrab disapa Nain, kegiatan itu hanya dirancang singkat dalam berapa hari. Setelah mendapatkan respons dari anak-anak dan Dinas Pariwisata Bulukumba, pihaknya menggandeng DLHK dan dua sukarewan dari Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) yang bertugas di Bulukumba.
Tidak lupa, RBB mengajak turis asing ikut terlibat dalam aksi sosial itu. Enam turis asing masing-masing empat orang dari Slovakia, Eropa Timur dan dua orang dari Kanada. Disela-sela membersihkan pantai, beberapa warga setempat ikut tergugah menyelamatkan lingkungan.
Kondisi yang terjadi di Bira memang tak lepas dari kesadaran semua pihak dalam dalam mencintai lingkungan. Masyarakat Bira yang utama menjaga keindahan pantai, kemudian pengunjung yang tak hanya datang menikmati dan mengambil gambar namun membiarkan sampahnya tertinggal di pantai atau laut. Pemerintah daerah melalui pihak terkait juga diharapkan terlibat memberikan solusi yang bijak. Mengedukasi dalam penanganan sampah, misalnya melalui daur ulang atau dengan menghadirkan bank sampah di kawasan wisata.
Kegiatan yang diikuti sebagian besar anak-anak itu, diakhiri dengan edukasi tentang larangan membuang sampah sembarang tempat. Dari JICA, Mr. Hiro, menjelaskan tentang kondisi laut Indonesia yang mulai tercemar akibat sampah plastik. Hal itu tentu mengancam ekosistem laut dan merusak biota laut. Misalnya hewan langka yang dilindungi, penyu, tidak sedikit yang terbunuh akibat sampah plastik.
Rencananya aksi yang sama digelar relawan muda dalam rangka World Cleaning Up atau hari pembersihan dunia pada 15 September mendatang. Aksi serentak nanti melibatkan 150 negara dan 34 provinsi yang ada di Indonesia. Termasuk Bulukumba yang mengambil bagian dalam menyelamatkan lingkungan. (SUR)