BULUKUMBA, BERITA SELATAN.Com –
Polisi Wanita Senior, Aiptu Hamsina yang kini ditugaskan sebagai pembantu Benma (Bendahara penerimaan pengelola SIM) Lantas Polres Bulukumba sejak tahun 1989 sampai Sekarang.
Polisi wanita kelahiran Bontotiro, 7 November 1963 silam itu, dalam menjalani hidup itu, harus percaya diri dan tulus dalam melakukan segala hal. Melihat hidup itu dari pandangan positif, sehingga segala yang dimilikinya, selalu disyukuri.
“Hidup itu harus enjoy, termasuk dalam menghadapi pemohon. Sudah seharusnya seperti itu, meski hidup sederhana yang penting sebenarnya bersyukur,” ujarnya.
Menurut polwan yang mengawali kariernya sejak tahun 1987 itu mengungkapkan hidup mengalir seperti air. Menjalaninya dengan senang hati, sehingga semua berjalan dengan baik. Misalnya dalam menjalankan tugas, harus sepenuh hati. Apalagi dirinya yang memang bersentuhan langsung dengan belasan hingga puluhan orang sehari dengan watak yang berbeda.
“Kalau saya hanya setengah hati, tentu akan banyak kendala dengan pekerjaan saya. Tapi karena saya selalu melayani dengan senyuman, hampir tidak ada kendala berarti yang berkaitan dengan pekerjaan saya,” kata ibu tiga anak itu.
Salah satu tips menjalani hidup agar tidak jenuh dengan pekerjaan dan mengurus keluarga sebagai ibu rumah tangga, ia senang berlibur. Uniknya, liburan yang mengasyikkan baginya adalah perjalanan yang tidak memakan biaya besar dan memiliki hasil. Tidak heran, hampir tiap akhir pekan, liburannya adalah berkebun. Ia merasa lebih menikmati hidup dengan suasana desa dan menghirup udara segar dibanding ke mall.
“Jadi kalau liburan yah ke rumah gubuk di kampung, di sana saya memelihara ayam potong dan banyak menanam sayuran. Hebatnya, liburan saya selalu menjadi liburan indah karena selalu ditemani suami,” ujarnya.
Menyadari bahwa menjadi ibu rumah tangga juga memerlukan pengabdian, baginya tidak perlu terlalu mengejar karir. Ia lebih senang menjadi motivator dalam rumah dan mendorong karir suami, dan juga karir anak-anaknya.
Sedangkan baginya mengejar karir dalam rumah tangga, yakni menjadi istri dan ibu yang hebat. “Cukup suami dan anak-anak yang mengejar karir, saya tidak lagi berfikir soal itu. Yang penting saya jadi perempuan hebat mereka,” katanya.
Dalam menjalani hubungan yang baik dengan siapa saja, menurutnya pondasi kuatnya adalah kejujuran. Begitupun dalam keluarganya, selalu menempatkan kejujuran di atas segalanya.
Sepanjang kariernya, hal yang paling berkesan semasa pendidikan yang tidak sama dalam bayangannya. Pendidikan polisi yang berat dan penuh tantangan fisik yang tak pernah dilakukan sebelumnya, namun hal tersebut memuatnya menjadi perempuan kuat. Bukan hanya kuat secara fisik namun juga hati dan mentalnya. Pertama kalinya perempuan yang selalu tersenyum lebar itu bertugas di Polda Irian Jaya pada tahun 1987 setelah menjalani pendidikan setahun dan dilantik langsung oleh Suharto sebagai Presiden RI pada masa itu pada. Kemudian ditempatkan di Bulukumba setelah menikah pada tahun 1989 sebagai polwan pertama yang bertugas di Butta Panrita Lopi. (**)